Kamis, 08 Maret 2012

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) THL-TBPP

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) THL-TBPP

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) THL-TBPP
THL-TBPP mempunyai TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI)
THL TBPP mempunyai TUGAS POKOK adalah membantu Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Programa Penyuluhan Pertanian Desa.

THL TBPP mempunyai FUNGSI Fungsi Tenaga Harian Lepas (THL) adalah:
THL TBPP Menyebarluaskan informasi pembangunan pertanian diwilayah kerjanya dengan cara menyampaikan visi, misi, tujuan, strategi, dan prinsip dari pembangunan pertanian
THL TBPP Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani (Kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani, asosiasi dan korporasi)
THL TBPP Mendorong peran serta petani/ kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani, dalam pembangunan pertanian di wilayahnya
THL TBPP Menumbuh kembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kemampuan managerial petani
THL TBPP Memfasilitasi petani/ kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani dalam penyusunan RDK/ RDKK/ di wilayah kerjanya
THL TBPP Memfasilitasi petani/ Kelompok tani dalam mengakses teknologi, informasi pasar, peluang usaha dan permodalan
THL TBPP Memfasilitasi petani/ Kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani untuk menyusun rencana usaha bersama
THL TBPP Membimbing dan memberikan alternatif pemecahan masalah petani/ Kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan usahanya

Minggu, 09 Mei 2010

pelet kelinci

Pelet Kelinci

Pelet kelinci adalah merupakan salah satu konsetrat yang dibutuhkan
kelinci . Apakah konsentrat itu? konsentrat adalah bahan pakan dengan
nutrisi tinggi yang didalamnya mencakup tanaman bijian dan residu dari
proses industri bijian serta bahan lain untuk konsumsi manusia. Pelet
biasanya terbuat dari komponen bekatul padi halus,tepung jagung/tepung
terigu,tetes tebu, garam dan lain-lain. Untuk kebutuhan serat bisa
ditambah hay yang diremukan.

Kebutuhan pelet untuk kelinci harus diperhatikan jumlah kebutuhannya :

Kelinci dewasa antara 100-140 gram
Kelinci bunting 160-200 gram
Kelinci umur 2,5 - 4 bulan < 70 gram

Pemberian pelet tidak boleh berlebihan karena berakibat kegemukan pada
kelinci, hal ini akan menganggu kesehatan kelinci iu sendiri. Apabila
terjadi kegemukan maka kelinci perlu melakukan diet atau kelinci di
umbar diluar kandang biar beraktifitas sehingga kelinci mengeluarkan
tinja sesering mungkin.

Dibawah ini contoh komposisi pelet buatan Asep Sutisna Lembang Bandung
A.Pelet tanpa rumput

Ampas tahu 50%
Bekatul 40%
Tepung jagung giling 9%
Mineral ( garam yodium ) 0,5%
Arang aktif (arang batok kelapa/karbon norit ) 0,5%

B.Pelet dengan rumput

Bungkil kelapa 9%
Bekatul 50%
Tepung jagung giling 10%
Bungkil keledai 20%
Rumput kering 10%
Premix 0,5%
Arang aktif (arang batok kelapa/karbon norit ) 0,5%

Berikut komposisi pelet Chandika Rabbit dari sebuah literatur :

1. Kelinci yg sedang dalam masa pertumbuhan,

Jagung Giling 62.5%
Bungkil Kedele 15%
Dedak Halus 20%
Tepung Tulang 1%
Garam 1.5%

2. Penggemukan (Kelinci pedaging)

Jagung Giling 42%
Bungkil Kedele 25%
Dedak Halus 30%
Tepung Tulang 1.5%
Garam 1.5%

3. Induk Produktif

Jagung Giling 52%
Bungkil Kedele 12.5%
Dedak Halus 22.5%
Tepung Tulang 1.5%
Garam 1.5%

.Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman yang mau mencoba membuat pelet

Sumber materi : buku " Kelinci -pemeliharaan secara ilmiah,tepa dan
terpadu " pengarang fainz manshur dan www.chandikarabbit.wordpress.com

Minggu, 21 Februari 2010

PENGENDALIAN HAMA TIKUS

Tikus sawah ( Rattus argentiventer (Rob. & Kloss)
merupakan hama utama padi yang dapat menimbulkan
kerusakan besar pada semua stadium pertumbuhan
padi dari semai hingga panen, bahkan juga di gudang
penyimpanan. Tikus merusak tanaman padi mulai dari
tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir (Gb-
1A.), dan menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan
pada keadaan serangan berat. Kerusakan parah terjadi
jika tikus menyerang padi pada stadium generatif,
karena tanaman padi tidak mampu lagi membentuk
anakan baru (Gb-1 B & C).
Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang
hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul-tanggul
irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah
perkampungan dekat sawah. Selama periode sawah
bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah
perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke
sawah setelah pertanaman padi menjelang generatif.
Kehadiran tikus di daerah persawahan dapat dideteksi
dengan memantau keberadaan jejak kaki ( foot print),
jalur jalan (run way), kotoran/feses, lubang aktif, dan
gejala serangan. Tikus berkembang biak sangat cepat
dengan jumlah anak rata-rata 10 ekor setiap kelahiran.
Perkembangbiakan hanya terjadi pada periode padi
generatif. Satu ekor tikus betina dapat menghasilkan
80 ekor tikus generasi baru dalam satu musim tanam
Cara Pengendalian
Pengendalian tikus dilakukan dengan pendekatan
Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT), yaitu
pendekatan pengendalian yang didasarkan pada
pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara
dini (dimulai sebelum tanam), intensif dan terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi
pengendalian yang sesuai dan tepat waktu.
Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara
bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi
dengan cakupan sasaran pengendalian dalam skala
luas (hamparan).
Tabel Kegiatan pengendalian hama dan tikus sesuai dengan stadium pertumbuhan padi
Tikus
Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
15
Gb-1. Ciri khas petak sawah diserang tikus (A), kerusakan padi stadia vegetatif (B) & generatif (C)
Kegiatan pengendalian tikus ditekankan pada awal
musim tanam untuk menekan populasi tikus sejak awal
pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi.
Kegiatan tersebut meliputi kegiatan gropyok masal,
sanitasi habitat, pemasangan Trap Barrier System/
Sistem Bubu Perangkap (TBS) dan Linier Trap Barrier
System (LTBS). Gropyok dan sanitasi difokuskan pada
habitat-habitat tikus seperti tanggul irigasi, pematang
besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan
perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada
pesemaian dan pembuatan TBS dilakukan pada daerah
endemik tikus khususnya pada musim kemarau untuk
menekan populasi tikus pada awal musim tanam.
TBS merupakan unit pengendalian tikus yang
terdiri dari petak tanaman padi dengan ukuran minimal
20 x 20 m2 yang ditanam 3 minggu lebih awal dari
tanaman di sekitarnya. Tanaman perangkap dipagar
dengan plastik setinggi 60 cm yang ditegakkan dengan
ajir bambu pada setiap jarak 1 m. Bubu perangkap
dipasang pada setiap sisi di dalam pagar plastik dengan
lubang menghadap keluar dan jalan masuk tikus. Petak
TBS dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu
terisi air untuk mencegah tikus menggali atau
melubangi pagar plastik. Prinsip kerja TBS adalah
menarik tikus dari lingkungan sawah di sekitarnya
(hingga radius 200 m) karena tikus tertarik padi yang
ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu, sehingga
dapat mengurangi populasi tikus sepanjang musim
tanam padi.
LTBS merupakan bentangan pagar plastik
sepanjang minimal 100 m, dilengkapi bubu perangkap
pada kedua sisinya secara berselang-seling sehingga
mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan
sawah). Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat
tikus seperti tepi kampung, sepanjang tanggul irigasi,
dan jalan sawah. LTBS juga efektif menangkap tikus
migran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur
migrasi yang dilalui tikus sehingga tikus dapat
diarahkan masuk ke dalam bubu perangkap.
Fumigasi dengan asap belerang paling efektif
dilakukan pada saat tanaman padi stadium generatif.
Pada periode tersebut, sebagian besar tikus sawah
sedang berada dalam lubang untuk beranak. Metode
tersebut terbukti efektif membunuh tikus beserta
anak-anaknya di dalam lubang. Rodentisida hanya
digunakan apabila populasi tikus sangat tinggi, dan
hanya akan efektif digunakan pada periode bera dan
stadium padi awal vegetatif. Selain itu perlu dilakukan
perlindungan terhadap pemangsa utama tikus seperti
burung hantu, ular dan garangan.
Pemasangan TBS LTBS pada habitat tanggul irigasi
16
Tangkapan tikus dari TBS Fumigasi asap belerang
Skema posisi pemasangan bubu perangkap pada LTBS

http://www.ziddu.com/download/8678037/pengendaliantikus.pdf.html

Rabu, 05 Agustus 2009

SLPTT PADI "SAHABAT TANI" Loka

SLPTT PADI "SAHABAT TANI"

Lokasi : kp TegalKiang desa sukawening kec Sukawening kabupaten Garut
Tebar : 03 Agustus 2009
Perlakuan : 1. Tanam legowo 2 ,3 dan 4
2. umur benih 10 ,15, 20 hari
3. jumlah tanam/benih

Welcome to Indosat MMS, An MMS has been sent to you

  • For users with Browsers having JAVA virtual machine, please click here to play the MMS
  • http://202.93.36.12/smil/3683XLO89XHE7C31249430577.html

  • For users with browsers with no JAVA virtual machine, see attachements
  •